Kejadian ini terjadi waktu gue masih pkl di pemda. makan siang adalah solusi yang tepat sebelum ajal kelaparan menjemput dan gue memutuskan untuk makan gado-gado (kalo kata bapak gue sampah kelas atas). melangkahlah kaki ini menuju sebuah rumah makan yang sepertinya umurnya tak akan lama lagi (?).
kebodohan pun berawa dari sini..
gue :
pak gado-gadonya satu (dengan pedenya gue langsung duduk di bangku yang (mungkin) sebentar lagi akan almarhum)
tgd (tukang gado-gado) :
se'ep neng (sambil melemparkan senyum simpulnya ke arah gue) ahaii
Gue yang terlahir gabisa bahasa sunda dan seketika tersihir dengan senyum bapanya, refleks gue langsung menangkap lemparan senyum bapa itu dan dengan feeling yang sekuat tali keher anjing herder gue menganggap kalau dia menyakan 'berapa gado-gado yang dipesan'
gue :
satu aja pak, ga pedes ya (goblok, dengan wajah kaya orang pinter gue jawab enteng banget)
tgd :
se'ep neng (bapanya masih nimpukin senyumannya itu ke gue)
Gue yang (AKHIRNYA) ngerasa ada sesuatu yang janggal akhirnya memutuskan untuk nanya Virda, temen gue yang dari tadi sibuk sama hapenya.
gue :
se'ep apa vir? (dengan wajah tablo)
virda dan bapanya :
abis (jawabnya singkat bener dan menjawab bersamaan)
Dan seketika...
buahahahahahawahahakakakakakakak..
Menggelegarlah tawa di rumah makan yang gue berharap bener-bener almarhum karena telah menorehkan sejarah yang memalukan di hidup gue.
Dengan rasa malu campur eneg akhirnya gue memutuskan untuk keluar dari rumah makan itu.
Jadi, teman-teman pesan yang dapat kita ambil adalah :
Jangan bicara apapun jika kalian ga tau apa yang kalian bicarakan, meskipun feeling kalian sekuat tali leher anjing herderLove. DF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar